SEPUCUK RINDU DI UJUNG LEMBAYUNG

PASUKAN NUSANTARA: Hashashin

MENGEJA PURNAMA

Ramadhan 1442 hijriyah. Purnama salah satu malamnya menyala terang, mengusir gulita sekitar belantara di mana saya duduk menatap horizon yang dihiasi pelita kota Buitenzorg nun di arah barat laut sana. Sebuah kota ‘sepenggal surga’ dunia yang disinggahi para kompeni Hullanda sebelum Indonesia hadir dalam kancah dunia.
Setelah menghitung hari yang terus berganti sampai berbilang tahun, malam itu tepat purnama ke lima bulan puasa kami di kampung Maghfirah bersama kawan-kawan yang selalu saya bangga. Seketika memori di kepala memutar ulang hari-hari penuh warna dimulai dari hari pertama sampai pada purtama kelima di malam itu.
Saya berpikir, salah satu harta terbaik saat ini, setelah penjagaan Rabb jalla wa’alaa sehingga atas iman di dada, adalah kawan-kawan setia yang tidak sempurna. Tak sederhana bersama dalam rentang waktu yang cukup lama, meladeni aneka warna tempaan dan ujian yang melelahkan.
Gara-Gara Liburan

Zaman sekarang semua serba canggih. Bahkan, beli apa pun tidak perlu antre, tidak perlu panas-panasan. Pun begitu tidak ada orang yang tersesat selama masih dalam jangkauan internet karena semua hanya tinggal klik berkat adanya GPS.
GPS berasal dari Amerika Serikat, sementara Glonass berasal Rusia. Keduanya akurat untuk menjadi penunjuk arah, tetapi yang populer tentu GPS. Ya, seperti WhatsApp dengan Telegram. Namun, ini bukan untuk membahas teknologi. Ini kisah tiga pemuda yang bernama Anam, Firman, dan Jono.
Setiap hari Minggu mereka libur, biasanya mereka setiap liburan pasti pulang, tetapi kali ini tidak. Mereka putuskan untuk refreshing ke tempat wisata yang agak jauh.
Hujan Kemarin

Setelah Bayu melihat Firman merayu Kirana di kantor, Bayu menelusuri rekam jejak kakaknya itu. Betapa terkejutnya Bayu saat melihat data-data kakaknya yang ternyata sudah lama menaruh hati kepada Kirana yang tidak lain merupakan kekasihnya. Sejak saat itu, ia putuskan untuk pergi sejauh mungkin dari Kirana dan Firman. Mungkin mengikhlaskan orang yang kita cintai tidak semudah membalikkan telapak tangan. Namun percayalah, semua hanya butuh waktu dan proses. Dan, proses dan waktu itu harus dimulai sejak keputusan itu diambil.
ngahontal

Anggara Ramadhani sejak kecil bermimpi menjadi polisi. Tetapi takdir berkata lain. Tuhan tidak mengizinkan hal itu. Perjuangannya bukan sampai di situ, seorang gadis datang memberi celah mimpi Rama.
Gadis itu memberi informasi tentang SIPENCATAR, Rama mulai tertarik dengan perbincangan Sipencatar. Bukan hanya itu, gadis itu rupanya juga mendekati Rama.
Mampukah Rama menggapai mimpinya? Atau justru kehilangan mimpinya lagi? Gadis itu? Apakah dia bisa disebut seseorang yang menemani dari nol? Entahlah.
Pelangi Setelah Hujan

Tidak selama nya cinta berakhir bahagia. Itulah yang dirasakan dua sahabat yaitu Cassandra Auristela Allisya dan Dania Kayesa Fatina. Pengalaman pahit yang mereka rasakan membuat kedua nya menutup hati untuk cinta
ADVENTURE IN VILLAGE

Kathie benar-benar kesal dan kecewa ketika orang tuanya belum ada rencana di liburan musim panas. Dia tahu, bahwa orang tuanya yang sibuk itu belum cuti kerja. Padahal, liburan musim panas telah tiba. Namun, di tengah kekesalannya, Kathie mendapat surat dari Michella, sepupunya dari desa yang sudah lima tahun tidak di kunjungi. Isi surat itu, mengajak Kathie untuk menginap di desa, tempat Michella tinggal. Desa itu jauh sekali dari kota tempat tinggal Kathie.
Banyak sekali pengalaman indah di desa. Pengalaman berkesan pertama di desa, ketika ia dan sepupunya pergi ke peternakan Paman John. Awalnya, Kathie memang belum pernah ke peternakan. Apalagi membantu. Kesalahan kecil terjadi ketika Kathie mengambil telur-telur ayam. Kathie di kejar induk-induk ayam karena ketahuan mengambil telurnya.
Hingga suatu hari, Clara, teman Kathie di desa menghilang yang kabarnya, diculik seorang penjahat. Petualangan baru pun termulai dari sini. Para warga desa telah mencari Clara. Namun, tidak ada hasil. Di pagi hari, dua hari sesudah hilangnya Clara, Kathie dan Michella tersesat di dalam hutan, gara-gara mengejar Catly, kucing Michella yang masuk ke dalam hutan.
Di hutan, Kathie dan Michella bertemu dengan tiga orang anak; Lucy, Freddie, dan Darren. Kathie dan Michella juga bertemu dengan Clara yang habis kabur dari sebuah gubuk markas penjahat. Keesokan harinya, Karla, si gadis pemberani itu meminta Clara untuk menunjukkan dimana letak gubuk tersebut. Karla juga mencari tiga temannya yang hilang.
Di tengah jalan hutan, Kathie dan teman-temannya bertema dua orang penjahat yang menculik Clara. Clara ditangkap lagi sementara Kathie dan lainnya kabur. Mereka akhirnya menemukan sebuah gubuk tempat para penjahat. Dengan mengendap-endap, Kathie dan yang lainya berusaha Masuk ke dalam gubuk itu. Namun, usaha mereka berhasil diketahui oleh salah satu penculik. Michella, Freddie, dan Darren ikut ditangkap. Hanya Kathie dan Lucyyang berusaha untuk tidak ditangkap Akhirnya, Kathie berusaha memukulkan kayu pada penjahat itu hingga tak sadarkan diri. Sayang sekali, penjahat lain mengancam Kathie dan Karla dengan menodongkan pisau di leher Michella. Namun, Kathie melihat pistol milik penjahat yang dipukulnya. Dia berganti menodongkan pistolnya pada penjahat itu. Penjahat itu ketakutan dan menyerah. Petualangan berakhir, ketika warga desa berhasil menemukan markas penjahat itu.
First Not Second

40 days

“Biarpun api akan menjadikanmu abu, dan angin akan menebangkanmu sebagai debu, kau tak akan pernah hilang dari ingatanku, Dinda…” Cinta tak harus bersama. Memang lebih baik melihat orang yang dicintai bahagia meski itu akan membuat dia tidak bisa lagi terus bersama kita, daripada menahannya untuk tetap di samping kita dengan luka dan derita yang hanya bisa ia tanggung sendiri. Ini bukan kisah roman picisan ala-ala remaja. Jadi, silakan baca jika penasaran seperti apa isinya.